Intelligent Transportation System (ITS) ; [Solusi Permasalahan Transportasi Perkotaan]
Kemacetan
adalah isu global yang semakin menjadi perhatian dewasa ini. Menurut
Ristekdikti, peningkatan laju pertambahan jalan (termasuk jalan tol) di
Jabodetabek adalah 1% per tahun, tidak sebanding dengan laju pertambahan
kendaraan yang mencapai 11% per tahun yang menyebabkan kemacetan di saat jam-jam
puncak.
Kondisi Kemacetan DKI Jakarta |
Pemerintah melalui implementasi Intelligent Transport System (ITS) berusaha mengatasi masalah kemacetan, khususnya di kota-kota metropolitan. Intelligent Transport System (ITS) adalah integrasi antar sistem informasi dan teknologi komunikasi dengan infrastruktur transportasi, kendaraan dan pengguna jalan. Melalui sistem ini, pemerintah memberikan solusi dengan mengintegrasikan pengguna jalan, sistem transportasi, dan kendaraan melalui sistem informasi dan teknologi komunikasi.
Negara
tetangga seperti Vietnam telah mengimplementasikan ITS ini melalui penyediaan
mesin tol elektronik (electronic toll
collection (ETC), lampu lalu lintas (traffic
control) dan alat pemonitor sistem (equipment
monitoring systems). Vietnam menyadari bahwa kemacetan dapat menghambat
pertumbuhan ekonomi. Untuk mengantisipasi hal tersebut Vietnam akhirnya
mengimplementasikan ITS untuk membantu mengurangi kemacetan terutama
meningkatkan efisiensi distribusi logistik antar daerah.
Negara maju
seperti Jepang, Amerika serikat, dan Kanada juga telah mengimplementasikan Intelligent Transport System. Mereka
telah mengimplementasikan dengan baik sistem ini untuk menangani masalah
kemacetan lalu lintas. Intelligent
Transport System memadukan antara faktor manusia (people), jalan (road),
dan kendaraan (vehicles) dengan
memanfaatkan stade of the art
teknologi informasi.
Intelligent Transport System (ITS)
mempunyai tujuan dasar yakni membuat sistem transportasi yang dapat membantu
pemakai transportasi dan pengguna transportasi untuk :
o Mendapatkan
informasi.
o
Mempermudah transaksi.
o
Meningkatkan kapasitas prasarana dan sarana
transportasi.
o
Mengurangi kemacetan atau antrian.
o
Meningkatkan keamanan dan kenyamanan.
o
Mengurangi polusi lingkungan.
o Mengefisiensikan
pengelolaan transportasi.
Elemen ITS |
Intelligent
Transportation System pada
prinsipnya adalah penerapan teknologi maju di bidang elektronika, komputer dan
telekomunikasi yang dipadu dengan prinsip manajemen strategi untuk meningkatkan
fungsi transportasi secara keseluruhan. Empat komponen tersebut adalah alat
angkut (vehicle), pengguna (user), infrastuktur dan sistem
komunikasi. Sistem ini mampu memberikan informasi kepada pemilik barang atau
penumpang serta operator angkutan sedemikian sehingga proses transportasi dapat
berjalan secara efektif dan efisien. Selain itu, ITS juga mampu memberikan
informasi yang real-time. Beberapa contoh aplikasi ITS yang telah terbukti
mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi transportasi adalah transit
system, vehicle/ fleet management system,
emergency and security sytem, electronic payment, traffic management sytem dan lain-lain.
Advance
Navigation System/ Advanced Traveller Information System (ATIS)
|
Sistem ini secara prinsip adalah sistem informasi
yang menjadi panduan kendaraan untuk mendapatkan rute jalan yang optimal. Para
pengguna transportasi dapat mengetahui informasi secara real time, seperti jadwal, rute transit, arahan navigasi, traffic operation center. Tujuannya
adalah untuk panduan kendaraan mendapatkan rute jalan yang optimal. Umumnya
berbentuk peta digital berbasis Geographic
Information System (GIS).
|
|
Advanced
Transportation Management System (ATMS) |
Sistem ini digunakan oleh pengelola jalan untuk
memantau lalu lintas dan memberikan informasi real time kepada pengguna jalan
serta hambatan/ kecelakaan pada rute yang ditempuh. Input data diperoleh
dari: CCTV, traffic analyzer, traffic counter, dsb. Sedangkan
outputnya melalui: Variable Message
Sign (VMS), radio, call centre,
dsb.
|
|
Incident
Management System
|
Aplikasi ini digunakan untuk mendeteksi kejadian
darurat seperti kecelakaan, longsor/bencana lainnya. Sensor pada traffic management system akan
memberikan informasi berupa tingkat kecelakaan, jumlah ambulan yang
diperlukan, tenaga medis yang harus dikirim, dsb. Informasi duteruskan
otomatis ke rumah sakit, pemadam kebakaran, dsb.
|
|
Electronic
Toll Collection
|
Aplikasi ini bertujuan untuk mempersingkat waktu
transaksi pembayaran pengguna sarana transportasi. Pembayaran secara
elektronis tanpa menggunakan uang tunai.
|
|
Advance
For Save driving
|
Pada aplikasi ini kendaraan dilengkapi sejumlah
sensor yang mengarahkan pengemudi berkendara dengan aman. Manfaat dari sensor
dan komputer pada kendaraan adalah memberitahukan kepada pengemudi apabila
tanpa sengaja pengemudi melakukan hal-hal yang membahayakan seperti jarak
dengan kendaraan lain terlalu dekat, berada di lajur jalan yang salah,
kecepatan terlalu tinggi.
|
|
Advanced
Bus Information System
|
Aplikasi ini dapat memberikan informasi waktu
kedatangan bus. Disamping itu juga dapat mengendalikan sistem angkutan umum
secara terpusat (fleet management).
|
|
Electronic Road Pricing (ERP)
|
Electronic Road
Pricing, (ERP) merupakan sistem pengaturan arus lalu
lintas di suatu ruas jalan berbayar secara elektronik. Sistem ini diadopsi
di Singapura dan mulai dilaksanakan bulan September 1998. Singapura adalah kota pertama
di dunia yang menerapkan sistem jalan berbayar untuk tujuan biaya kemacetan.
Sistem ini menggunakan sistem jalan terbuka dimana kendaraan tidak perlu berhenti
atau memperlambat untuk membayar. Di setiap jalan masuk di pasang detektor
untuk mendeteksi lewatnya kendaraan yang dilengkapi perangkat on board unit dan secara otomatis
terjadi transaksi pembayaran. Tarif yang diterapkan bersifat real time dimana semakin padat volume
lalu lintas maka tarifnya semakin mahal agar supaya kendaraan lebih memilih
rute lain sehingga tingkat kemacetan dapat di tekan.
|
|
Sumber: Rusmadi. S
dan olahan, Implementasi “Intelligent
Transportation System (ITS)” Untuk Mengatasi Kemacetan
Penerapan
ITS di Perkotaan Indonesia
Jakarta
merupakan salah satu kota di Indonesia yang sudah mulai mengembangkan dan
mengimplementasikan Intelligent
Transportation System yaitu Dinas Perhubungan Provinsi
DKI Jakarta bekerja
sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Dewan Transportasi Kota,
serta PT.
Transjakarta. Sistem ini akan mengelola dan menggunakan sumber data yang
dibagikan antara berbagai sistem pengelolaan informasi yang secara umum
menggunakan beberapa alat yaitu melalui CCTV, Auto Traffic Control System (ATCS), dan Camera Counting. Melalui sistem ini pemerintah berharap
transportasi secara keseluruhan dapat bekerja secara efektif dan efisien. Ide
pemerintah ini cukup tanggap menjawab kebutuhan masyarakat akan solusi
kemacetan di Jakarta. Namun sayangnya implementasi sistem ini tidak dibarengi
dengan edukasi kepada masyarakat. Masyarakat tentunya berharap sistem ini bisa
dengan serius dikembangkan oleh pemerintah.
Beberapa
penerapan teknologi Intelligent
Transportation System lainnya di Indonesia yang sudah diterapkan antara
lain Area Traffic Control System
(ATCS), National Traffic Management
Center (NTMC-Polri), E-Toll Road
Payment dan Advanced Traveller
Information System (ATIS).
1. Area Traffic
Control System (ATCS)
ATCS adalah suatu sistem
pengendalian lalu lintas berbasis teknologi informasi pada suatu kawasan yang
bertujuan untuk mengoptimalkan kinerja jaringan jalan melalui optimasi dan
koordinasi pengaturan lampu lalu lintas di setiap persimpangan. Fungsi ATCS
yaitu, mengatur waktu sinyal di persimpangan secara responsif dan terkoordinasi,
Dalam keadaan tertentu, memberikan waktu hijau pada kendaraan yang memiliki
prioritas, Menyampaikan informasi kondisi lalu lintas dan alternatif lintasan,
dan menyediakan rekaman data lalu lintas, kejadian kecelakaan, dan kejadian
lainnya di persimpangan. Beberapa perkotaan di Jawa, Sumatera dan Bali telah
menerapkan ATCS di beberapa persimpangan. Penerapan ATCS masih terkendala input
lalu lintas masih berupa data manual dan belum melihat kondisi lalu lintas
secara real time.
2.
Traffic Management Center (TMC)
Saat ini beberapa instansi di
beberapa kota di Indonesia telah menerapkan sistem pemantauan lalu lintas,
seperti: Kepolisian, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum, Badan
Usaha Jalan Tol sebagai pengelola jalan tol serta pihak swasta lainnya. Kondisi
saat ini sistem tersebut belum terintegrasi satu sama lain. Selain itu fungsi
yang digunakan hanya sebagai kamera pemantau (CCTV) kondisi lalu lintas.
Seharusnya sistem itu dapat dikembangkan menjadi suatu sistem informasi kondisi
arus lalu lintas real time yang
terintegrasi antar instansi terkait.
3.
E-Toll Road Payment
E-toll card saat ini
juga sudah diimplementasikan oleh PT. Jasa Marga pada beberapa ruas jalan tol
di Jabodetabek. Sistem ini bertujuan mempercepat transaksi pembayaran di gardu
tol dengan menggunakan sistem touch and go yang tanpa menggunakan
bantuan petugas pengumpul tol. Rencana pemerintah mulai bulan Oktober 2017
seluruh jalan tol akan melayani pembayaran dengan E-Toll Road Payment dan tidak melayani pembayaran tunai.
4.
Advanced Traveller Information System (ATIS)
Penerapan sistem ATIS, dimana
pengguna jalan bisa memanfaatkan aplikasi seperti Maps dan Waze untuk
mendapatkan rute tercepat ke lokasi tujuan. Penerapan lainnya yaitu pada sistem
GPS taksi untuk keperluan taxi dispatch
dan taxi distribution. Proses taxi dispatch dapat dilakukan melalui
telepon seluler untuk melihat posisi pengguna jasa dan ketersedian taksi yang
berada di sekitar lokasi. Selain itu juga pada sistem Bus Transjakarta yang
beroperasi di DKI Jakarta saat ini sudah dilengkapi dengan sistem GPS, namun sistem
GPS yang ada belum dimanfaatkan untuk fleet
management bus transjakarta.
Beberapa rekomendasi dalam penerapan ITS di
Indonesia antara lain, melakukan evaluasi kebijakan transportasi perkotaan
dengan mencantumkan pendekatan Intelligent
Transportation System (ITS) dan harus dilakukan secara terintegrasi dalam
suatu sistem. Perlu dibuat secara khusus road
map dan grand strategy
pengembangan ITS yang merupakan kebijakan pendukung bagi pola transportasi
makro kawasan perkotaan Indonesia. Pemerintah pusat dan daerah perlu mendorong kebijakan pengelolaan sistem
transportasi perkotaan yang salah satunya melalui pendekatan Intelligent Transportation System (ITS)
yang terintegrasi dan efisien.
Komentar
Posting Komentar